Neraka Dunia
Pengarang :
Nur Sutan Iskandar
Desain Cover :
Gambar seorang perempuan berambut gundul dan bermata suram
Bentuk :
Roman Bertendens (BP-1937)
Tempat Kejadian :
Jakarta
Pemeran :
1. Akhmad Salam bin H. Munir
Anak dari haji Munir yang mewakili usaha kayu ayahnya “Usaha Kita”, sewaktu ayahnya pergi ke Mekkah bersama ibunya. Ia menderita penyakit sipilis sejak tinggal di Surabaya dan tidak mau berobat ke dokter. Dia hanya berobat dengan pertolongan dukun saja. Hingga penyakitnya tersebut berbekas pada istrinya, Aisyah sampai jadi gila.
2. Aisyah
Anak dari R. Akbar Mansur, jaksa pensiun di JL. Ketapang, Jakarta. Mula-mula ia akan bertunangan dengan Anwar Siregar, Mahasiswa ST. Kehakiman. Tetapi orang tuanya dan ia sendiri lebih menyukai Akhmad Salam.
Anak dari haji Munir yang mewakili usaha kayu ayahnya “Usaha Kita”, sewaktu ayahnya pergi ke Mekkah bersama ibunya. Ia menderita penyakit sipilis sejak tinggal di Surabaya dan tidak mau berobat ke dokter. Dia hanya berobat dengan pertolongan dukun saja. Hingga penyakitnya tersebut berbekas pada istrinya, Aisyah sampai jadi gila.
2. Aisyah
Anak dari R. Akbar Mansur, jaksa pensiun di JL. Ketapang, Jakarta. Mula-mula ia akan bertunangan dengan Anwar Siregar, Mahasiswa ST. Kehakiman. Tetapi orang tuanya dan ia sendiri lebih menyukai Akhmad Salam.
Jalan Cerita :
----Setelah beberapa bulan A. Salam tinggal di Surabaya. Ia berkenalan dengan Aladin, anak orang Bugis. Bersama dengan temannya, A. Salam menyusuri lorong-lorong kecil tempat “bunga sedap malam” berkumpul. Mereka merasakan kenikmatan dari para wanita jalang tersebut. Hingga suatu ketika, beberapa hari kemudian badan A.Salam mulai melemah, sakit-sakitan dan muncul bintik-bintik di seluruh tubuhnya. Dukun yang mengobatinya mengatakan bahwa ia menderita penyakit “Surabaya” (Sipilis). Dan A. Salam pun terpaksa harus dirawat di CBZ. Karena penyakit tersebut juga, temannya A. Salam, Aladin menjadi tidak waras. Aladin dikirmkan orang ke Lawang dan meniggal di daerah tersebut.
----Setelah A. Salam merasa sembuh, iapun kembali ke Jakarta untuk memimpin perusahaan kayu ayahnya dikarenakan ayah dan ibunya akan pergi Haji. Dan dalam pimpinannya perusahhan kayu tersebut, berkembang dengan pesat.
----Pada suatu hari Ia diajak Rusli, temannya ke rumah Aisyah, anak dari R. Akbar Mansur. Dengan perkenalan pertama tersebut A. Salam menjadi terpikat kepada Aisyah. Pada pertunjukkan sandiwara di “Pertemuan Pemuda” ia dapat bertemu muka dengan Aisyah. Ia tergila-gila dengan paras Aisyah yang cantik dan lenggangannya yang menawan hati. Akhirnya cinta A. Salam pun terbalas. Dengan perstujuan dari keduabelah pihak keluarga, merekapun menikah dan berumah tangga sendiri.
----Aisyah sudah mengidam-idamkan anak dan kandungannyapun berusia tujuh bulan. Badannya yang dulu sehat dan tegap, kini menjadi lemah. Matanya menjadi muram dan redup. Rambutnya yang dahulu lebat mulai banyak yang tanggal, dan akhirnya A. Salam pun tersadar bahwa penyakitnya telah menular kepada istrinya. Pada saat anaknya lahir, badannya kurus dan amat kecil. Hingga beberapa hari kemudian, anak tersebut meninggal dunia.
----Perlahan Aisyah menjadi gila. Ada yang mengatakan ia menjadi gila akibat memikirkan ayahnya yang meninggal karena hujan lebat, pada saat ia akan melahirkan. Atas nasihat ibu dan mertuanya serta pertolongan dokter, Aisyah akhirnya pulih kembali. Dan karena penobatan dari dokter juga, A. Salam akhirnya dinyatakan benar-benar sembuh dari penyakitnya.
----Setelah beberapa bulan A. Salam tinggal di Surabaya. Ia berkenalan dengan Aladin, anak orang Bugis. Bersama dengan temannya, A. Salam menyusuri lorong-lorong kecil tempat “bunga sedap malam” berkumpul. Mereka merasakan kenikmatan dari para wanita jalang tersebut. Hingga suatu ketika, beberapa hari kemudian badan A.Salam mulai melemah, sakit-sakitan dan muncul bintik-bintik di seluruh tubuhnya. Dukun yang mengobatinya mengatakan bahwa ia menderita penyakit “Surabaya” (Sipilis). Dan A. Salam pun terpaksa harus dirawat di CBZ. Karena penyakit tersebut juga, temannya A. Salam, Aladin menjadi tidak waras. Aladin dikirmkan orang ke Lawang dan meniggal di daerah tersebut.
----Setelah A. Salam merasa sembuh, iapun kembali ke Jakarta untuk memimpin perusahaan kayu ayahnya dikarenakan ayah dan ibunya akan pergi Haji. Dan dalam pimpinannya perusahhan kayu tersebut, berkembang dengan pesat.
----Pada suatu hari Ia diajak Rusli, temannya ke rumah Aisyah, anak dari R. Akbar Mansur. Dengan perkenalan pertama tersebut A. Salam menjadi terpikat kepada Aisyah. Pada pertunjukkan sandiwara di “Pertemuan Pemuda” ia dapat bertemu muka dengan Aisyah. Ia tergila-gila dengan paras Aisyah yang cantik dan lenggangannya yang menawan hati. Akhirnya cinta A. Salam pun terbalas. Dengan perstujuan dari keduabelah pihak keluarga, merekapun menikah dan berumah tangga sendiri.
----Aisyah sudah mengidam-idamkan anak dan kandungannyapun berusia tujuh bulan. Badannya yang dulu sehat dan tegap, kini menjadi lemah. Matanya menjadi muram dan redup. Rambutnya yang dahulu lebat mulai banyak yang tanggal, dan akhirnya A. Salam pun tersadar bahwa penyakitnya telah menular kepada istrinya. Pada saat anaknya lahir, badannya kurus dan amat kecil. Hingga beberapa hari kemudian, anak tersebut meninggal dunia.
----Perlahan Aisyah menjadi gila. Ada yang mengatakan ia menjadi gila akibat memikirkan ayahnya yang meninggal karena hujan lebat, pada saat ia akan melahirkan. Atas nasihat ibu dan mertuanya serta pertolongan dokter, Aisyah akhirnya pulih kembali. Dan karena penobatan dari dokter juga, A. Salam akhirnya dinyatakan benar-benar sembuh dari penyakitnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar