Nofeldy Pratomo Putro adalah seorang mahasiswa di sebuah Perguruan Tinggi Swasta, Universitas Gunadarma.
Dilahirkan di kota Bekasi pada tanggal 30 November 1989. Ia memulai pendidikan pertamanya di taman kanak-kanak TK Al-Manaar, Bekasi. Kemudian ia meneruskan ke tingkat sekolah dasar di SDN Teluk Pucung VII, Bekasi Utara. Pada tingkat VI smester 2 akhir sekolah dasar ia berhasil mendapatkan juara kelas peringkat ke-2 yang tanpa ia duga-duga sebelumnya. setelah lulus sekolah dasar, ia melanjutkan pendidikannya di SLTPN 21 BEKASI. Namun pada tingkat 2, ia sekeluarga pindah rumah ke daerah Cibinong, Bogor atas kehendak dari kakeknya. Lalu ia meneruskan sekolahnya di SLTPN 2 CIBINONG. Pada tingkat 3, ia meraih prestasi sebagai juara kelas peringkat ke-1 dan berhasil mempertahankan prestasinya hingga akhir smester II. Ia berhasil lulus UAN dengan nilai yang sangat memuaskan.
Setelah itu ia menjutkan pendidikannya ke tingkat sekolah menengah atas di SMAN 1 CIBINONG. Pada tingkat inilah ia mulai mengalami penurunan prestasi yang cukup signifikan. Hal ini disebabkan oleh pengaruh lingkungan belajar yang tidak efektif dan beberapa faktor eksternal-internal lainnya. Meskipun begitu ia berhasil lulus UAN dengan nilai yang lumayan. Setelah lulus SMA, ia melanjutkan pendidikannya ke jenjang Strata 1 Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer di perguruan tinggi swasta Universitas Gunadarma.
Mahasiswa yang gemar membaca buku, bermain game, menonton film-film animasi dan suka bermain alat musik gitar ini, bercita-cita agar dapat segera hidup mandiri dan mempunyai keluarga yang sakinah mawadah warohmah.
Ibuku bernama Feliyani. Ia Lahir pada tanggal 16 Februar1965 disebuah kota yang dekat dengan pesisir pantai, kota tersebut barnama Pangkal Pinang. Beliau bearsal dari seorang ayah yang asli pribumi Bangka dan seorang ibu yang merupakan orang Tionghoa.
Semasa mudanya ibuku mempunyai prestasi yang sangat bagus, baik dalam bidang kesenian maupun keagamaan. Prestasi itu diantaranya, pada waktu kelas 3 SD ia sudah pandai membaca Al-Quran denga tajwid-tajwidnya, di kelas 5 SD Ibuku mengikuti kegiatan Qosidahan dan binamusika. Di samping itu, di kelas 5 SD Ibuku juga mendapatkan Rangking 1 di kelasnya.
Hingga menginjak kelas 1 SMP selain mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolahnya (terutama di bidang seni yaitu vokal group dan seni tari), ibuku juga masuk sebagai anggota drumband yang dimiliki oleh perusahaan PT. Timah, Bangka. Dan ketika ibuku dipilih sebagai mayoretdi dalam drumband tersebut karena kepiawaiannya memainkan tongakat dan memimpin barisan. Ibuku memainkan tongkat seakan-akan tongkat itulah yang hidup dan mengikuti gerak tangannya. Hingga akhirnya dia berhenti sebagai mayoret pada saat kela 3 SMA karena alas an tertentu.
Setelah tamat SMA ibuku hijrah ke Jakarta bersama kakaknya dan tinggal di daerah Jelambar, Komplek Perhubungan, Jakarta. Di Jakarta Ibuku mengikuti kursus akutansi di YPAMI dan setiap minngunya ibuku mengikuti kegiatan remaja masjid.
Di tempat itulah ibuku berjumpa dengan seorang laki-laki bernama Edi Kuncoro (yang sekarang adalah ayah saya). Hal tersebut bermula dari ayah saya yang sering bermain ke rumah temannya yang kebetulan bersebelahan dengan tempat tinggal ibuku. Setiap ibuku pulang mengaji, Ibuku sering bertemu dengan ayahku. Hingga akhirnya merekapun saling berkenalan.
Setelah perkenalan tersebut, ayahku sering berkunjung ke tempat tinggal ibuku. Hubungan mereka ternyata diketahui oleh orangtua ibuku di Bangka. Mereka kurang setuju kalau ibuku mempunyai pacar orang Jakarta, terutama ayah dari ibuku. Beliau khawatir dan takut, kalau-kalau ibuku hanya dibuat main-main saja. Akhirnya Ibuku disuruh pulang ke Bangka oleh orangtuanya dengan alas an ayahnya sakit keras. Dan Ibukupun pulang ke Bangka.
Sesampainya di bangka ternyata ayah dari ibuku tidak sakit, hingga ibuku menjadi sangat kesal sekali karena merasa telah dibohongi. Hampir setiap hari ibuku menunjukkan sikap yang kurang menyenangkan kepada kedua orangtuanya. Dan ibuku berkata kepada mereka, bahwa ia akan kembali lagi ke Jakarta, akan tetapi hal tersebut tidak diijinkan oleh orangtuanya. Hingga akhirnya ayah dari ibukupun berkata : “Kamu boleh pergi ke Jakarta, asalkan pacarmu itu datang ke Bangka dan melamar kamu, baru Ayah izinkan. Tapi kalau kamu tetap berdikeras tetap pergi ke Jakarta lagi, terserah… tapi ketika kamu pulang ke Bangka nanti, kamu tidak akan melihat ayah lagi.” Akhirnya ibukupun mengungkan niatnya untuk pergi ke Jakarta. Ibuku dan ayahku masih berhubungan dengan mengirimkan surat.
Persis satu tahun sudah semenjak kepulangan ibuku ke Bangka. hingga suatu hari ayahnya mendadak jatuh sakit dan penyakitnya tersebut menyebabkan beliau meninggal dunia. Dan dengan penuh haru, ibuku mengabarkan peristiwa tersebut kepada ayahku yang berada di Jakarta. Berselang 40 hari kemudian, akhirnya ayahku datang bersama kedua orangtuanya untuk melamar ibuku. Dan pada tanggal 9 Maret 1989 mereka berdua melangsungkan pernikahan di Bangka.
Setelah dua minggu ayahku berada di Bangka, akhirnya ibuku diboyong keJakrta dan tinggal bersama orangtua ayahku. Setelah dua bulan kemudian mereka berpindah ke rumah mereka yang terletak di perumahan Taman Wisma Asri, Bekasi. Dan Pada tahun 2002 kami sekeluarga pindah rumah ke perumahan Pabuaran Asri Cibinong, Bogor hingga sekarang. Mereka berdua hidup dengan rukun dan damai.
---->Suria adalah seorang manteri Kabupaten Sumedang yang bersifat angkuh dan sombong dengan jabatan yang dimilikinya. Ia senang sekali terhadap kehormatan dan sanjungan yang ditujukan kepadanya. Selain itu, ia juga selalu mengikuti apa kata hawa nafsunya saja. Ia mempunyai seorang istri yang arif dan soleh yang bernama Zubaedah. Zubaedah selalu berusaha untuk mengubah sifat dan tabiat suaminya yang buruk tersebut. Namun hal tersebut selalu berakhir dengan Zubaedah yang mengalah terhadap sifat suaminya. Hingga suatu ketika, manteri tersebuttermakan oleh sifat angkuh dan sombong yang dimilikinya tersebut.
---->Sastra yang berjudul “Katak Hendak Menjadi Lembu” ini merupakan salah satu karya fiksi dari seorang pujangga yang bernama Nur Sutan Iskandar yang lahir di Maninjau pada tahun 1893. Ia adalah seorang pejuang kemerdekaan yang dianugrahi Satyalencana dan tanda kehormatan berupa perintis kemerdekaan.
---->Buku ini dikarang olehnya pada tahun 1935, ketika terjadinya kekacauan ekonomi di Eropa yang berakibat buruk di Indonesia juga. Hal tersebut mengakibatkan banyak sengsara, karena banyak orang yang diberhentikan dari pekerjaannya. Meskipundemikian, banyak juga orang yang mengikuti hawa nafsunya saja, sehingga tidak memperdulikan kekacauan tersebut. Maka hal tersebutlah yang digambarkan dalam cerita “Katak Hendak Menjadi Lembu” ini. Biarpun di sana-sini banyak terjadi kesengsaraan, tetapi si katak tak lain niatnya melainkan hendak melebihi si lembu yang jauh lebih besar dan kuat daripada dia.
Judul Roman : Neraka Dunia Pengarang : Nur Sutan Iskandar Desain Cover : Gambar seorang perempuan berambut gundul dan bermata suram Bentuk : Roman Bertendens (BP-1937) Tempat Kejadian : Jakarta Pemeran :
1. Akhmad Salam bin H. Munir Anak dari haji Munir yang mewakili usaha kayu ayahnya “Usaha Kita”, sewaktu ayahnya pergi ke Mekkah bersama ibunya. Ia menderita penyakit sipilis sejak tinggal di Surabaya dan tidak mau berobat ke dokter. Dia hanya berobat dengan pertolongan dukun saja. Hingga penyakitnya tersebut berbekas pada istrinya, Aisyah sampai jadi gila. 2. Aisyah Anak dari R. Akbar Mansur, jaksa pensiun di JL. Ketapang, Jakarta. Mula-mula ia akan bertunangan dengan Anwar Siregar, Mahasiswa ST. Kehakiman. Tetapi orang tuanya dan ia sendiri lebih menyukai Akhmad Salam.
Jalan Cerita : ----Setelah beberapa bulan A. Salam tinggal di Surabaya. Ia berkenalan dengan Aladin, anak orang Bugis. Bersama dengan temannya, A. Salam menyusuri lorong-lorong kecil tempat “bunga sedap malam” berkumpul. Mereka merasakan kenikmatan dari para wanita jalang tersebut. Hingga suatu ketika, beberapa hari kemudian badan A.Salam mulai melemah, sakit-sakitan dan muncul bintik-bintik di seluruh tubuhnya. Dukun yang mengobatinya mengatakan bahwa ia menderita penyakit “Surabaya” (Sipilis). Dan A. Salam pun terpaksa harus dirawat di CBZ. Karena penyakit tersebut juga, temannya A. Salam, Aladin menjadi tidak waras. Aladin dikirmkan orang ke Lawang dan meniggal di daerah tersebut. ----Setelah A. Salam merasa sembuh, iapun kembali ke Jakarta untuk memimpin perusahaan kayu ayahnya dikarenakan ayah dan ibunya akan pergi Haji. Dan dalam pimpinannya perusahhan kayu tersebut, berkembang dengan pesat. ----Pada suatu hari Ia diajak Rusli, temannya ke rumah Aisyah, anak dari R. Akbar Mansur. Dengan perkenalan pertama tersebut A. Salam menjadi terpikat kepada Aisyah. Pada pertunjukkan sandiwara di “Pertemuan Pemuda” ia dapat bertemu muka dengan Aisyah. Ia tergila-gila dengan paras Aisyah yang cantik dan lenggangannya yang menawan hati. Akhirnya cinta A. Salam pun terbalas. Dengan perstujuan dari keduabelah pihak keluarga, merekapun menikah dan berumah tangga sendiri. ----Aisyah sudah mengidam-idamkan anak dan kandungannyapun berusia tujuh bulan. Badannya yang dulu sehat dan tegap, kini menjadi lemah. Matanya menjadi muram dan redup. Rambutnya yang dahulu lebat mulai banyak yang tanggal, dan akhirnya A. Salam pun tersadar bahwa penyakitnya telah menular kepada istrinya. Pada saat anaknya lahir, badannya kurus dan amat kecil. Hingga beberapa hari kemudian, anak tersebut meninggal dunia. ----Perlahan Aisyah menjadi gila. Ada yang mengatakan ia menjadi gila akibat memikirkan ayahnya yang meninggal karena hujan lebat, pada saat ia akan melahirkan. Atas nasihat ibu dan mertuanya serta pertolongan dokter, Aisyah akhirnya pulih kembali. Dan karena penobatan dari dokter juga, A. Salam akhirnya dinyatakan benar-benar sembuh dari penyakitnya.
Aksi dari penyadapan telepon, sudah sering kita lihat di tayangan-tayangan televisi yang bertemakan detektif ataupun aksi. Penyadapan tersebut dapat dilakukan dengan mudah oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mendapatkan informasi dari target yang sudah ditentukan. Untuk kemudian, hasil dari penyadapan tesebut dapat digunakan sebagai barang bukti, atau menyelidiki suatu kasus lebih dalam. Tentu saja hal tersebut tidak hanya terjadi dalam film-film televisi, tapi juga terjadi di dunia nyata.
Seperti yang terjadi pada kasus baru-baru ini, yaitu kasus rekayasa kriminalisai KPK yang dilakukan oleh Anggoro Wijoyo kepada para pemimpin KPK yang sempat membuat heboh sebagian besar masyarakat Indonesia. Pasalnya seiring berjalannya kasus tersebut, beredar pula rekaman dari penyadapan pembicaraan telepon antara Anggoro Wijoyo dengan sejumlah pejabat Kejaksaan Agung dan POLRI, yang berisi tentang perancangan serta rekayasa kriminalisasi terhadap Bibit dan Chandra. Rekaman tersebut, tentu akan dijadikan bukti oleh kuasa hokum Bibit dan Chandra untuk memperkuat persidangan terhadap mereka di persidangan.
Hal tersebut membuktikan, bahwa teknologi informasi ikut berperan penting dalam berbagai bidang, salah satunya di bidang hukum. Teknologi penyadapan dapat digunakan sebagai media pencari informasi sekaligus barang bukti, dimana hal tersebut akan sangat berguna bagi penegakkan hukum di meja hijau.
A. Ragam Lisan dan Ragam Tulisan
Tugas :
Buat 3 ragam lisan dan 3 ragam tulisan !
Jawab :
Ragam lisan
-Kakak akan ngampus.
-Kalian mau kemana ?
-Ayah lagi ngopi diteras.
Ragam tulisan
-Kakak akan pergi ke kampus.
-Kemana kalian akan pergi ?
-Ayah sedang minum kopi di teras.
B. Ragam Baku dan Ragam Tidak Baku
Tugas :
Buat 5 kalimat yang menunjukkan ragam baku dan 5 kalimat yang menunjukkan ragam tidak baku !
Buat 1 kalimat ambigu, dan 2 kalimat yang benarnya !
Cari 5 istilah-istilah baku beserta kalimatnya !
Jawab :
1. Ragam baku
-Perajin tembikar yang ada didesaku, banyak yang beralih profesi.
-Pemerintah mengonfirmasikan peringatan Tsunami, melalui beberapa stasiun televisi swasta.
-Agga sudah meminta ijin kepada orangtuanya, untuk mendaki gunung Salak.
-Adik disuruh membeli telur oleh ibu .
-Kresno lupa mengembalikan barang yang sudah dipinjamnya.
Ragam tidak baku
-Pengrajin pedang di negara Jepang, sangat dihormati.
-Pihak panitia sudah mengkonfirmasi pembatalan acara tersebut.
-Orangtua Agga tidak memberi izin kepada Agga, untuk mendaki gunung.
-Telor ayam kampung itu dimakan mentah-mentah oleh kakek.
-Tanto tidak mengkembalikan uang kembalian belanja kepada ibunya.
Kalimat ambigu :
Motor temanku yang jelek itu akhirnya rusak juga.
Kalimat perbaikannya :
-Motor punya temanku yang jelek itu akhirnya rusak juga.
-Motor jelek punya temanku itu akhirnya rusak juga.
Istilah baku :
-Pramuwisata
Pramuwisata dari agen perjalanan itu lancar berbahasa Jepang.
-Pramusaji
Pamanku adalah pramusaji yang terkenal se-Asia.
-Pramuniaga
Pramuniaga di toko itu terkenal karena keramahannya.
-Tunawisma
Diantara tunawisma di daerah itu ada yang menjadi pengedar narkoba.
-Tunakarya
Tunakarya di desa saya, seperti tanpa harapan.
C. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar Tugas : 1. Buatlah 5 kalimat yang baik dan benar ! 2. Buatlah 5 kalimat yang benar tapi tidak baik ! 3. Buatlah 5 kalimat yang tidak benar dan tidak baik ! 4. Buatlah opini pendek tentang rekayasa kriminalitas KPK ! Jawab : 1. Kalimat yang baik dan benar - Aku tidak bisa membuka tutup kaleng itu. - Adikku sedang bermain komputer. - Pulau Jawa berada di wilayah Republik Indonesia. - Monyet itu bermata besar. - Mereka adalah teman-temanku. 2. kalimat yang benar tapi tidak baik - Rizki sedang jalan-jalan sekarang. - Adikku sedang bermain di depan komputer. - Koran itu sudah basi. - Kucing temanku yang lucu itu hilang. - Tanto sedang naik ke atas pohon. 3. kalimat yang tidak benar dan tidak baik - Membuka tutup kaleng itu tadi aku tidak bisa. - Irfan sekarang sedang jalan. - Aku dengan cepat ke kampus. - Apa-paan sih kamu ! - Semuanya aku benci.
4. Opini pendek tentang rekayasa kriminalitas KPK Seperti yang telah diketahui, Chandra Hamzah dan Bibit Samad Riyanto telah ditetpkan sebagai tersangka ule Mabes POLRI atas tuduhan menerima suap dan penyalahgunaan wewenang. Keduanya dituduh menerbitkan surat pencekalan terhadap Anggoro Wijoyo dan mencabut surat cekal Joko Soegiarto Tjandra.
Namun seiring dengan penetapan Chandra dan Bibit sebagai tersangka, beredar rekaman penyadapan pembicaraan telepon yang berisi perancangan dan rekayasa kriminalisasi terhadap para pimpinan KPK oleh Anggoro Wijoyo dengan sejumlah pejabat Kejaksaan Agung dan POLRI. Untuk kemudian rekaman tersebut akan dijadikan bukti oleh kuasa hokum Bibit dan Chandra yaitu Trimoeldja D. Soerjadi, untukmemperkuat pembelaan terhadap kedua kliennya di persidangan. Menurut saya, seharusnya lembaga penegakkan hokum si Indonesia seperti POLRI dan Kejaksaan Agung harus dapat bekerja sama dalam menangani kasus-kasus korupsi. Bukannya termakan oleh korupsi itu sendiri. Dan berusaha menjatuhkan lembaga penyelidik kriminalitas yang menangani kasus kodupsi, seperti KPK. Jika terbukti rekaman pembicaraan tersebut benar akan kesaksiannya, maka POLRI dan Kejaksaan Agung akan dicap buruk oleh masyarakat dan dianggap sebagai mafia peradilan. Hal tersebut, sungguh sangat disayangkan.
Terkadang, amal tanpa ilmu adalah hambar. Benar-benar hambar, bagai sayur tanpa sambal..eh..garam maksudnya. Seperti suatu kisah dibawah ini. Tersebutlah di negeri Antah Berantah hidup lima orang pemuda. Kelima pemuda itu sangat alim dan berpedoman sama. Yaitu, inna sholati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahirobbil’alamin. Yang artinya, sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah Tuhan semesta alam. Ya, itu adalah pedoman dan manhaj yang baik. Dan perlu dipegang teguh. Namun, seperti yang dikatakan diatas tadi, amal tanpa ilmu tiadalah guna.
Pada suatu ketika dalam perjalanan pengembaraan, mereka merasa haus dan lelah. Akhirnya diujung desa mereka melihat ada sebuah surau kecil. Mataharipun sudah mulai condong ke ufuk barat pertanda sudah masuk waktu sholat Asar. Berkali-kali mereka mengucap syukur pada Tuhan. Kemudian mereka berlima memasuki surau itu bermaksud akan menunaikan sholat. Namun sebelumnya berwudhu dan memakai peralatan sholat masing-masing seperti sarung dan kopyah. Salah satu dari mereka ditunjuk sebagai imam, karena dirasa sudah paling mumpuni dan paling tua.
Mulailah mereka sholat Asarberjama’ah disurau kecil itu dengan seorang menjadi imam didepan dan empat yang lainnya menjadi makmum dibelakang. Belum selesai rakaat pertama, pemuda yang paling kanan merasa perutnya sedikit mulas. Dan sepertinya ada angin yang memaksa keluar dari dalam perutnya yang melilit. Berulang kali ditahannya angin itu agar tidak keluar dan tidak membatalkan sholat. Namun usahanya gagal, saat angin ‘bandel’ itu akhirnya keluar juga, namun tanpa bunyi. Hanya berupa desisan belaka. Dalam hati, pemuda itu membatin.‘aduh, aku (maaf) kentut nih. Temenku dengar nggak ya? ‘Tapi ya namanya kentut, nggak ada suara bukan berarti nggak ada bau. Lalu teman yang sebelah kirinya menyenggol lengannya.‘heh, kamu kentut ya?’ tanyanya sambil berbisik.‘sst..jangan keras-keras. Nanti yang lain denger. Iya nih, perutku melilit. Tapi nggak papa kali ya, nggak bunyi ini...’‘kamu sih, makan kebanyakan...jadi gini nih!!’ kata temennya lagi dengan agak jengkel.
Beberapa saat terjadi diskusi kecil dalam sholat rakaat pertama antara pemuda paling kanan dan sebelah kirinya. Pemuda selanjutnya, (no.3 dari kanan) mendengar diskusi ‘tidak halal’ tersebut. Maksud hati sih, ingin mengingatkan agar tidak ramai. Mereka kan sedang sholat. Tapi yang namanya amal tanpa ilmu tadi, pemuda ketiga itu menghardik kedua temannya dengan suara yang ditahan. ‘heh!! Bisa diam nggak sih? Jangan ramai, ini kan sedang sholat. Jangan sampai sang imam dengar. Sudah diam....’ sesaat setelah pemuda ketiga tadi mengingatkan kedua temannya, pemuda keempat merasa imannya tidak tergoyahkan. Tidak ikut nimbrung diskusi dengan ketiga temannya itu. Tapi, lagi-lagi karena kurang ilmu dan pemahaman, dia nyeletuk sendiri, ‘ih, aku sih nggak mau ikut-ikut. Biarin aja mereka sholatnya batal karena ngurusin kentut. Pokoknya, aku nggak mau ikut-ikut. Dasar, lagi sholat malah ramai sendiri. ‘Mendengar ada yang salah dengan para makmumnya, sang imam pun nggak mau ketinggalan, segera ia menoleh kebelakang dan berkata, ‘SSSTT!!! Jangan berisik, lagi sholat nih!!!
Sinopsis Cerpen :
Terkadang amal tanpa ilmu, bagai sayur tanpa garam. Seperti suatu kisah.
Disuatu negeri, hiduplah 5 orang pemuda. Mereka semua sangat alim, mempunyai pedoman yang sama, dan manhaj yang baik. Namun, seperti pernyataan diatas, amal tanpa ilmu tiadalah guna.
Pada suatu perjalanan, tibalah mereka disuatu surau kecil di ujung desa. Karena sudah masuk waktu solat ashar, mereka hendak menunaikan ibadah sholat ashar di surau tersebut. Salah satu darimereka ditunjuk sebagai imam, karena dirasa paling mumpuni dan paling tua.
Sholat Ashar dimulai, dengan seorang imam didepan dan empat orang makmum lainnya dibelakang. Belum selesai rakaat pertama, masalahpun terjadi. Makmum paling kanan mengeluarkan kentut tanpa disertai suara. Namun tanpa suara, bukan berarti tanpa bau. Hal itu mengganggu teman yang ada disebelah kirinya, hingga menyebabkan temannya itu menegurnya. Setelah beberapa saat terjadi diskusi kecil diantara mereka, pemuda selanjutnya (no.3 dari kanan) ikut mendengar diskusi tersebut. Seperti amal tanpa ilmu tadi, maksud hati ingin mengingatkan untuk tidak ramai pada saat sholat berlangsung, pemuda tersebut malah menghardik kedua temannya tersebut dengan suara ditahan. Sesaat setelah pemuda ketiga tadi mengingatkan temannya, pemuda keempat tidak ikut berdiskusi dengan ketiga temannya karena merasa imannya tidak tergoyahkan. Tapi lagi-lagi karena kurang ilmu dan pengalaman, pemuda tersebut malah menyeletuk sendiri. Mendengar ada yang salah dengan para makmumnya, sang imam pun tidak mau ketinggalan. segera ia menoleh kebelakang dan berkata, “SSSTT!!! Jangan berisik, lagi sholat nih!!!”.
Perbaikan cerpen setelah EYD :
Terkadang, amal tanpa ilmu adalah hambar. Benar-benar hambar, bagai sayur tanpa sambal, ehgaram maksudnya. Seperti suatu kisah dibawah ini. Tersebutlah di negeri Antah Berantah hidup lima orang pemuda. Kelima pemuda itu sangat alim dan berpedoman sama. Yaitu, inna sholati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahirobbil’alamin. Yang artinya, sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah Tuhan semesta alam. Ya, itu adalah pedoman dan manhaj yang baik dan perlu dipegang teguh. Namun, seperti yang dikatakan diatas tadi, amal tanpa ilmu tiadalah guna.
Pada suatu ketika, dalam perjalanan pengembaraan, mereka merasa haus dan lelah. Akhirnya diujung desa mereka melihat ada sebuah surau kecil. Mataharipun sudah mulai condong ke ufuk barat pertanda sudah masuk waktu sholat Ashar. Berkali-kali mereka mengucap syukur pada Tuhan. Kemudian mereka berlima memasuki surau itu bermaksud akan menunaikan sholat. Namun sebelumnya berwudhu dan memakai peralatan sholat masing-masing seperti sarung dan kopyah. Salah satu dari mereka ditunjuk sebagai imam, karena dirasa sudah paling mumpuni dan paling tua.
Mulailah mereka sholat Ashar berjamaah disurau kecil itu dengan seorang menjadi imam didepan dan empat yang lainnya menjadi makmum dibelakang. Belum selesai rakaat pertama, pemuda yang paling kanan merasa perutnya sedikit mulas, dan sepertinya ada angin yang memaksa keluar dari dalam perutnya yang melilit. Berulang kali ditahannya angin itu agar tidak keluar dan tidak membatalkan sholat. Namun usahanya gagal, saat angin ‘bandel’ itu akhirnya keluar juga, namun tanpa bunyi, hanya berupa desisan belaka. Dalam hati, pemuda itu membatin, “aduh, aku (maaf) kentut nih. Temenku dengar nggak ya?” Tapi ya namanya kentut, nggak ada suara bukan berarti nggak ada bau. Lalu teman yang sebelah kirinya menyenggol lengannya, ”Heh, kamu kentut ya?’ tanyanya sambil berbisik, “sst..jangan keras-keras. Nanti yang lain denger. Iya nih, perutku melilit. Tapi nggak papa kali ya, nggak bunyi ini...”,”kamu sih, makan kebanyakan...jadi gini nih!!”, kata temannya lagi dengan agak jengkel.
Beberapa saat terjadi diskusi kecil dalam sholat rakaat pertama antara pemuda paling kanan dan sebelah kirinya. Pemuda selanjutnya, (no.3 dari kanan) mendengar diskusi “tidak halal tersebut. Maksud hati sih, ingin mengingatkan agar tidak ramai. Mereka kan sedang sholat. Tapi yang namanya amal tanpa ilmu tadi, pemuda ketiga itu menghardik kedua temannya dengan suara yang ditahan. “heh!! Bisa diam nggak sih? Jangan ramai, ini kan sedang sholat. Jangan sampai sang imam dengar. Sudah diam....”. sesaat setelah pemuda ketiga tadi mengingatkan kedua temannya, pemuda keempat merasa imannya tidak tergoyahkan. Tidak ikut nimbrung diskusi dengan ketiga temannya itu. Tapi, lagi-lagi karena kurang ilmu dan pemahaman, dia nyeletuk sendiri, “ih, aku sih nggak mau ikut-ikut. Biarin aja mereka sholatnya batal karena ngurusin kentut. Pokoknya, aku nggak mau ikut-ikut. Dasar, lagi sholat malah ramai sendiri.” Mendengar ada yang salah dengan para makmumnya, sang imam pun nggak mau ketinggalan, segera ia menoleh kebelakang dan berkata, “SSSTT!!! Jangan berisik, lagi sholat nih!!!”