Kamera inframerah pada wahana NASA, Cassini, telah menemukan suatu aurora yang berpendar di lingkaran kutub Saturnus. Penemuan baru yang misterius ini tidak serupa dengan fenomena serupa yang dikenal di tata surya kita. “Kami tidak pernah melihat aurora seperti ini di tempat lain,” jelas Tom Stallard, yang menekuni data Cassini di University of Leicester. “Itu bukan hanya suatu cincin aurora seperti halnya yang telah kita lihat di Jupiter atau Bumi. Aurora ini menutupi area yang sangat luas di sepanjang kutub. Gagasan kami sekarang mengenai apa yang membentuk aurora pada Saturnus memprediksikan bahwa daerah tersebut semestinya kosong, sehingga penemuan sesuatu yang sedemikian cemerlang adalah kejutan yang fantastik.” Partikel bermuatan yang mengalir di sepanjang medan magnet suatu planet dan kedalam atmosfernya menyebabkan terbentuknya aurora. Di Bumi, partikel bermuatan tersebut berasal dari angin matahari – aliran partikel yang memancar dari Matahari. Cincin aurora utama pada Jupiter disebabkan oleh interaksi didalam lingkungan magnetik Jupiter dan memiliki ukuran yang konstan. Sementara itu, aurora utama pada Saturnus, yang disebabkan oleh angin Matahari, ukurannya berubah secara dramatis sesuai dengan intensitas angin Matahari. Namun demikian, aurora yang baru teramati ini tidak cocok dengan katagori-katagori tersebut. “Fitur aurora yang unik pada Saturnus mengatakan ke kita bahwa ada sesuatu yang spesial dan tak terduga pada magnetosfer planet dan caranya berinteraksi dengan angin matahari serta atmosfer planet,” demikian dikatakan Nick Achilleos, saintis dari tim magnetometer Cassini di University College di London. “Mencoba menjelaskan menyebabkan tidak diragukan lagi akan membawa kita ke gejala fisika yang secara unik bekerja pada lingkungan Saturnus.” Aurora inframerah baru tersebut nampak di daerah yang tersembunyi dari pandangan Teleskop Antariksa Hubble, yang pernah mengamati aurora ultraviolet Saturnus. Cassini mengobservasinya saat wahana tersebut terbang di dekat daerah kutub Saturnus. Dalam sinar inframerah, aurora tersebut sewaktu-waktu mengisi daerah di sekitar 82° lintang utara sepanjang lingkaran kutub. Aurora ini berubah-ubah secara konstan, bahkan menghilang dalam periode 45 menit. (saturn.jpl.nasa.gov)
Citra Cassini yang memperlihatkan aurora Jupiter dan atomsfer di sekitarnya, diperlihatkan dalam dua panjang gelombang sinar inframerah. (Gambar: NASA/JPL/University of Arizona)
Citra Cassini yang memperlihatkan aurora Jupiter dan atomsfer di sekitarnya, diperlihatkan dalam dua panjang gelombang sinar inframerah. (Gambar: NASA/JPL/University of Arizona)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar